PEKANBARU - ISUETERKININEWS.COM, Pilkada Gubernur, bupati dan walikota serentak akan digelar pada 27 November 2024. Jumlah daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah sebanyak 548, terdiri dari 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota, termasuk Riau.
Meskipun masih setahun lagi, Pilkada Gubernur Riau sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Salah satu sosok yang menjadi pembicaraan menarik adalah Edy Natar Nasution. Edy merupakan Wakil Gubernur yang mendampingi Syamsuar dalam Pilkada 2018 lalu. Pasangan ini didukung oleh Partai NasDem, PKS, dan PAN, dan berhasil memenangkan pertarungan melawan rival-rival mereka, Andi Rachman-Suyatno yang didukung oleh Partai Golkar dan PDIP.
Selain itu, pasangan Firdaus (Wali Kota Pekanbaru) dengan Rusli Effendi, yang didukung oleh PPP dan Demokrat, serta pasangan Lukman Edy (anggota DPR RI Fraksi PKB) dengan Hardianto, anggota DPRD Riau, mendapat dukungan dari PKB dan Gerindra.
Kemenangan Syamsuar-Edy Natar memang sudah diprediksi oleh banyak pihak. Kehadiran Edy Natar yang sebelumnya lama meninggalkan Riau untuk menjalankan tugas kemiliteran dan kemudian "pulang kampung" menjadi perhatian utama masyarakat Riau. Bahkan, ada media yang menurunkan artikel utama dengan judul "Edy Natar Pulang Riau Senang".
Namun, tampaknya keberhasilan cerita politik ini tidak dapat diulang kembali. Kedua tokoh ini disebut-sebut akan maju secara terpisah dalam Pilkada 2024.
Dalam suatu kesempatan, Edy Natar telah menyatakan niat politiknya untuk maju sebagai calon Gubernur Riau. "Insya Allah, saya maju," ujarnya saat bersilaturahmi dengan Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) belum lama ini.
Pernyataan ini disambut positif oleh para tokoh Riau, mahasiswa, ulama, dan komponen masyarakat lainnya.
Meskipun masih menunggu hasil Pemilihan Legislatif pada 14 Februari 2024, sosok Edy Natar sudah mulai menjadi perhatian masyarakat Riau. Hal ini dikarenakan Edy memiliki sejumlah keunggulan dalam berbagai perspektif, baik secara sosial, politik, geo politik, pemecah masalah, agamis, maupun ketegasan dalam memimpin.
Dari segi sosial, Edy Natar Nasution dinilai memiliki kemampuan dalam berinteraksi dan memahami masyarakat Riau dengan latar belakang sosial yang beragam. Kemampuannya dalam memperhatikan kebutuhan masyarakat serta menjalin kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan sosial juga menjadi pertimbangan penting.
Dalam hal politik, Edy memiliki pemahaman yang baik tentang dinamika politik di Riau dan memiliki jaringan politik yang kuat. Kemampuannya untuk membawa perubahan positif dalam administrasi publik dan menjalankan kebijakan yang baik juga akan menjadi pertimbangan penting dalam memilih seorang Gubernur.
Dalam konteks geo politik, Edy Natar Nasution adalah sosok yang memiliki pengalaman dan pemahaman yang baik tentang kondisi dan potensi Riau. Sebagai seorang perwira militer, Edy secara aktif terlibat dalam berbagai misi dan tugas yang melibatkan Riau, sehingga ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu strategis yang dihadapi oleh provinsi tersebut.
Selain itu, Edy juga telah terbukti sebagai pemimpin yang berkualitas dalam posisinya sebagai Wakil Gubernur. Ia mampu bekerja dengan baik bersama dengan Syamsuar untuk membangun dan mengembangkan Riau. Pencapaian mereka termasuk peningkatan infrastruktur, pembangunan ekonomi, serta lainnya.
Keagamaan dan moralitas juga menjadi faktor penting dalam kualitas seorang pemimpin. Edy Natar Nasution dikenal sebagai sosok yang agamis dan memiliki integritas yang tinggi. Ia selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan berkomitmen untuk melaksanakan kepemimpinan yang transparan, adil, dan bertanggung jawab.
Regiulitas kepemimpinan Edy ini telah Ia buktikan melalui gerakan dakwah yang sangat populer dengan GSSB (Gerakan Solat Subuh Berjamaah). Hingga saat ini GSSB telah memasuki episode 162 kali dalam kurun waktu 3 tahun lebih.
Hal tersebut, bertujuan mengajak umat kejalan kebaikan, serta sebagai upaya mempersiapkan bekal yang dihari kiamat nantinya.
Selain itu, alasan Edy terlibat aktif dalam GSSB yaitu sebagai bukti menunjukkan kesetian sebagai seorang hamba kepada sang pencipta.
"Dengan rezeki melimpah yang telah Allah berikan, apakah pantas rasanya kita tidak mengerjakan ibadah yang hanya menghabiskan waktu 5 menit ini?. Bukan hanya itu, bahkan dengan ibadah yang kita lakukan di subuh ini, Allah juga menawarkan insentif kepada kita, seperti saat melaksanakan shalat sunah sebelum subuh yakni lebih baik pada dunia dan seisinya. Maka kenapa kita tidak mengambil insentif itu," terangnya.
"Bentuk kesetiaan itu seperti apa? ya saat Allah perintahkan kita untuk datang beribadah ke masjid. Kita penuhi panggilan dan perintah Allah tersebut sebagai bentuk kesetiaan kita. Sementara Allah sudah memberikan nikmat yang luar biasa. Seharusnya berfikir seperti itu, dedikasikan kehidupan ini untuk beribadah kepada Allah," ucapnya.
Plt Gubri berharap, GSSB ini semakin hari semakin dipahami oleh masyarakat. Umat muslim harus membiasakan diri untuk mengabdikan diri kepada Allah. Selain itu, GSSB bisa menumbuhkan kesadaran di dunia. "Kita tidak tahu sampai kapan kita berada disini," ujarnya.
Dalam Pilkada 2024, Edy Natar Nasution akan menjadi calon kuat sebagai Gubernur Riau. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk partai politik dan masyarakat Riau, menjadi bukti bahwa ia memiliki popularitas dan kepercayaan yang tinggi. Kemampuannya dalam memimpin dan mengelola Riau membuatnya menjadi pilihan yang tepat untuk memimpin provinsi ini ke arah yang lebih baik.
Edy Natar Nasution telah menjadi sosok yang sangat menarik perhatian dalam dunia politik di Riau. Kemenangannya sebagai wakil gubernur Riau pada Pilkada 2018 telah membuktikan kepopulerannya dan kualitas kepemimpinannya. Selama menjabat, Edy telah membawa perubahan positif dalam berbagai sektor di Riau.
Salah satu daya tarik utama Edy Natar Nasution adalah kemampuannya dalam berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial di Riau. Ia sangat peka terhadap kebutuhan masyarakat dan selalu berusaha menjalin kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan sosial. Dalam setiap kunjungannya ke desa-desa dan kota-kota di Riau, Edy selalu mendengarkan aspirasi masyarakat dan berusaha untuk mewujudkan permintaan mereka.
Selain itu, Edy juga memiliki keahlian politik yang kuat dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika politik di Riau. Melalui jaringan politiknya, ia mampu membawa perubahan positif dalam administrasi publik dan menjalankan kebijakan yang baik. Dalam masa jabatannya sebagai wakil gubernur, Edy telah berhasil membangun infrastruktur yang lebih baik, meningkatkan perekonomian, dan memerangi korupsi di Riau.
Faktor geo politik juga menjadi nilai tambah bagi Edy sebagai calon gubernur potensial. Edy memiliki pemahaman tentang peran strategis Riau dalam konteks regional dan nasional. Ia memiliki kemampuan untuk menjaga stabilitas wilayah dan menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah lainnya. Hal ini akan sangat penting dalam memperkuat posisi Riau sebagai salah satu provinsi yang maju dan berkembang di Indonesia.
Edy Natar Nasution juga diakui sebagai seorang pemimpin yang berpikiran jauh ke depan dan memiliki visi untuk masa depan Riau. Ia terus berupaya untuk memajukan daerahnya dan memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat Riau. Karena prestasinya yang signifikan, Edy Natar Nasution menjadi salah satu tokoh yang dihormati dan diakui di Riau.
Edy Natar Nasution adalah contoh inspiratif dari seorang politisi yang berpengaruh dan berhasil dalam memajukan daerahnya. Melalui dedikasinya yang tinggi, Edy Natar Nasution terus berkontribusi dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau. Ia layak dijadikan panutan bagi generasi muda untuk berjuang dengan semangat dan integritas dalam dunia politik.
Kini Edy tinggal sendiri mendayung biduk Lancang Kuning setelah Syamsuar mengundurkan diri sebagai gubernur Riau atas permintaan sendiri karena maju sebagai caleg DPR RI pada Pemilu Februari 2024.
Secara aturan Edy Natar ditunjuk sebagai Plt Gubernur Riau dan jika tidak ada halangan politik, dalam waktu dekat Edy akan dilantik sebagai Gubernur Riau oleh Presiden Jokowi di Istana. Jabatan ini akan berakhir pada 31 Desember 2023.
Sejatinya Politik adalah upaya kebajikan untuk kemaslahatan orang banyak. Semoga langkah dan niat Edy Natar dalam mengaktualisasikan hal ini dapat terwujud atas dukungan seluruh rakyat Riau dan tentunya juga atas izin dari Tuhan Sang Pencipta pada Pilgub mendatang. Semoga!
Sumber " Penulis: Yanto Budiman/Pemred bersimpai.com/WPU berazam.com/Ketua Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Riau